BANYUWANGI - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud M.D.
melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes)
Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, kemarin pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga berkesempatan berdialog dengan ribuan santri dan simpatisan pesantren di dalam Masjid Darussalam. Selain mengunjungi Blokagung, Mahfud melakukan salat Jumat di Masjid Jamik Baiturrahim, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, dilanjutkan dialog dengan alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja di Banyuwangi di Hotel AJM, Genteng.
Saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi setelah berdialog dengan ribuan santri ponpes, Mahfud menolak jika seringnya dia bersilaturahmi ke sejumlah daerah dan para kiai adalah bagian dari agenda pencapresan pada Pilpres 2014.
Mahfud mengungkapkan, dirinya belakangan ini intens bersilaturahmi ke sejumlah pesantren semata karena bisikan hati menjelang seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
"Tanggal 27 besok ini kan seribu harinya Gus Dur. Nah, saya sering mendapat bisikan dari hati agar saya keliling ke pesantren-pesantren sebagaimana Gus Dur dulu sering mengajak saya keliling pesantren," tuturnya.
Soal pilpres, Mahfud mengajak semua pihak tidak bicara figur terlebih dahulu, termasuk memasukkan namanya dalam bursa capres-cawapres. Namun, ahli hukum tata negara itu mengajak semua pihak mempersiapkan sistem pemilu yang lebih bagus dan ideal.
"Kalau sistemnya bagus, masyarakatnya bagus, insya Allah akan menghasilkan pemimpin yang bagus juga. Jadi, capres-cawapres tidak lagi ditentukan oleh uang semata," tandasnya.
Mahfud juga mengajak semua pihak menganalisis dan menginventarisasi masalah bangsa Indonesia secara komprehensif. "Nah, kalau sudah tahu masalahnya, nanti akan ketemu siapa kira-kira figur yang cocok untuk menyelesaikan masalah bangsa. Jadi, sementara jangan sebut figur dulu," tegasnya. (azi/jpnn/c10/agm)
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga berkesempatan berdialog dengan ribuan santri dan simpatisan pesantren di dalam Masjid Darussalam. Selain mengunjungi Blokagung, Mahfud melakukan salat Jumat di Masjid Jamik Baiturrahim, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, dilanjutkan dialog dengan alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja di Banyuwangi di Hotel AJM, Genteng.
Saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi setelah berdialog dengan ribuan santri ponpes, Mahfud menolak jika seringnya dia bersilaturahmi ke sejumlah daerah dan para kiai adalah bagian dari agenda pencapresan pada Pilpres 2014.
Mahfud mengungkapkan, dirinya belakangan ini intens bersilaturahmi ke sejumlah pesantren semata karena bisikan hati menjelang seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
"Tanggal 27 besok ini kan seribu harinya Gus Dur. Nah, saya sering mendapat bisikan dari hati agar saya keliling ke pesantren-pesantren sebagaimana Gus Dur dulu sering mengajak saya keliling pesantren," tuturnya.
Soal pilpres, Mahfud mengajak semua pihak tidak bicara figur terlebih dahulu, termasuk memasukkan namanya dalam bursa capres-cawapres. Namun, ahli hukum tata negara itu mengajak semua pihak mempersiapkan sistem pemilu yang lebih bagus dan ideal.
"Kalau sistemnya bagus, masyarakatnya bagus, insya Allah akan menghasilkan pemimpin yang bagus juga. Jadi, capres-cawapres tidak lagi ditentukan oleh uang semata," tandasnya.
Mahfud juga mengajak semua pihak menganalisis dan menginventarisasi masalah bangsa Indonesia secara komprehensif. "Nah, kalau sudah tahu masalahnya, nanti akan ketemu siapa kira-kira figur yang cocok untuk menyelesaikan masalah bangsa. Jadi, sementara jangan sebut figur dulu," tegasnya. (azi/jpnn/c10/agm)
0 komentar:
Posting Komentar