BWINEWS- BANYUWANGI--Dalam kunjungannya ke pondok pesantren Darussalam, Banyuwangi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa ditanya para santri tips menjadi menteri. Melalui pengasuh ponpes Darussalam, Kiai Achmad Hisyam Syafa'at, santri menanyakan resep mampu menjadi menteri di 4 tempat.
"Apa resep Pak Hatta bisa menjabat sebagai menteri di 4 kementerian berbeda?" tanya Hisyam Syafa'at saat dikunjungi Hatta Rajasa bersama Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan d Banyuwangi, Jum'at (7/9).
Hatta mengungkapkan, dirinya tidak memiliki resep khusus yang membuat dirinya mampu menjabat sebagai menteri. Menurutnya, menjadi menteri itu amanah yang sangat berat. Hanya dengan doa orang tua dan masyarakatlah hingga kini menjabat sebagai menteri. Sebab itu, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi menteri.
"Jika ditanya apa tipsnya, saya juga tidak tahu," ungkap Hatta di hadapan ribuan santri Darussalam.
Hatta berharap kelak ada santri dari Darussalam yang akan menggantikan dirinya menjadi menteri. Pasalnya, Hatta mengaku dirinya juga berasal dari didikan pondok pesantren. Jadi, dunia pesantren bukan dunia yang asing baginya. Bahkan, kata Hatta, dirinya dulu dikenal sebagai aktivis masjid sewaktu menempuh kuliah di Bandung.
Hatta juga mengatakan, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan dulu berasal dari PGA (Pendidikan Guru Agama). Dengan latar belakang yang berbeda-beda tersebut, membuktikan bahwa semua orang memiliki kesempatan. Kuncinya, kata Hatta, dengan tekun belajar dan berdoa. Sebab, belajar tidak harus di sekolah, tapi dimana saja.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan memberi bantuan senilai total Rp 3,6 miliar bagi masyarakat Banyuwangi, Jumat (7/9/2012).
"Apa resep Pak Hatta bisa menjabat sebagai menteri di 4 kementerian berbeda?" tanya Hisyam Syafa'at saat dikunjungi Hatta Rajasa bersama Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan d Banyuwangi, Jum'at (7/9).
Hatta mengungkapkan, dirinya tidak memiliki resep khusus yang membuat dirinya mampu menjabat sebagai menteri. Menurutnya, menjadi menteri itu amanah yang sangat berat. Hanya dengan doa orang tua dan masyarakatlah hingga kini menjabat sebagai menteri. Sebab itu, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi menteri.
"Jika ditanya apa tipsnya, saya juga tidak tahu," ungkap Hatta di hadapan ribuan santri Darussalam.
Hatta berharap kelak ada santri dari Darussalam yang akan menggantikan dirinya menjadi menteri. Pasalnya, Hatta mengaku dirinya juga berasal dari didikan pondok pesantren. Jadi, dunia pesantren bukan dunia yang asing baginya. Bahkan, kata Hatta, dirinya dulu dikenal sebagai aktivis masjid sewaktu menempuh kuliah di Bandung.
Hatta juga mengatakan, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan dulu berasal dari PGA (Pendidikan Guru Agama). Dengan latar belakang yang berbeda-beda tersebut, membuktikan bahwa semua orang memiliki kesempatan. Kuncinya, kata Hatta, dengan tekun belajar dan berdoa. Sebab, belajar tidak harus di sekolah, tapi dimana saja.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan memberi bantuan senilai total Rp 3,6 miliar bagi masyarakat Banyuwangi, Jumat (7/9/2012).
Bantuan program kementrian hehutanan bagi kelompok masyarakat di sela Kunjungan kerja (kunker) kedua Menteri di Ponpes Darussalam Blokagung, Banyuwangi.
Secara keseluruhan ada tiga bantuan program resmi yang diserahkan. Bantuan diberikan secara simbolis oleh Hatta Rajasa yang didampingi Zulkifli Hasan dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pada perwakilan penerima.
Bantuan yang diberikan itu berupa bantuan senilai Rp 270 juta untuk program PKBL (Program Kemitraan Bantuan Langsung) yang diberikan pada Lembaga Masyrakat Desa Hutan (LMDH) Jatimulyo BKPH Sukamade.
Bantuan kedua berupa Bantuan Sosial dari Menteri Kehutanan bagi 14 Kelompk Masyarakat (Pokmas) masing-masing Rp 50 juta atau total Rp 700 juta. Bantuan ketiga merupakan program KBR (Kebun Bibit Rakyat) untuk 53 kelompok masing-masing Rp 50 juta atau total senilai Rp 2,65 miliar.
Selain bantuan pinjaman dana, Kemenhut juga menawarkan program Kebun Bibit Rakyat (KBR) bagi setiap desa senilai Rp 50 juta per desa. Dan bantuan lain berupa rehabilitasi Hutan dan Lahan yang bisa diterimakan sebesar Rp 4juta hingga Rp 5 juta.
0 komentar:
Posting Komentar